What is Guano Fertilizer ?

[Paper By Me] Business Case Analysis : The Sanitizer Shortage Control

Photo by Amr Serag on Unsplash



Business Case Analysis: The Sanitizer Shortage Control

By Kania Gita Lestari

    Sejak masuknya virus corona ke Indonesia tepatnya pada tanggal 2 Maret 2020. Virus ini menjadi sumber penyebab munculnya penyakit Covid-19 yang berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Penyebaran penyakit yang cepat telah menghasilkan korban di Indonesia dengan total kasus sampai dengan tanggal 12 Juli 2021 yaitu sebanyak 2,53 juta jiwa (sebanyak 2,08 juta jiwa sembuh dan 66.464 jiwa meninggal) (JHU CSSE COVID-19 Data & Our World in Data 2021). Kondisi ini merupakan suatu kondisi yang sangat memprihatinkan dan sangat mengancam perekonomian negara. Akibat dari collaps-nya pemerintah dan berbagai perusahaan yang berdampak pada PHK dan tentunya berimbas kepada kondisi sosial masyarakat. Berbagai adaptasi dan penerapan aturan terhadap kondisi pandemi ini terus dilakukan baik kegiatan sehari-hari, belajar-mengajar, kegiatan perkantoran dan berbagai kegiatan lainnya. 

Photo by Markus Spiske on Unsplash

    Adanya perubahan pada keseharian tentunya berdampak pada perubahan kebutuhan rumah tangga. Salah satu kebutuhan rumah tangga yang sangat diperhatikan yaitu dengan mengalokasikan dana untuk kebersihan dan juga kesehatan lebih besar dari biasanya. Terutama pada aspek kebersihan, anjuran untuk mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer ketika akan makan, setelah makan, setelah bepergian dan kegiatan lain yang memiliki kemungkinan terjadinya penyebaran. Selain itu, anjuran dari organisasi kesehatan dunia (WHO), rutin mencuci tangan dengan air bersih merupakan salah satu kunci pencegahan penyebaran virus Covid-19 (Handayani I 2020). Anjuran ini menyebabkan hand sanitizer di pasar mengalami peningkatan permintaan. Bahkan pada salah satu brand (Nuvo) mengalami peningkatan permintaan hand sanitizer hingga 50 kali lipat (Handayani I 2020). Lonjakan ini tentunya harus seimbang dengan produksi yang dihasilkan. 
    
    Oleh karena itu bisnis dalam bidang hand sanitizer sedang mengalami peningkatan. Berbagai perusahaan bersaing dalam memproduksi dan memasarkan produk hand sanitizernya. Hal ini menimbulkan suatu masalah yang harus dipecahkan karena menyeimbangkan permintaan dan produksi yang tidak bisa dilakukan, maka harus dilakukan suatu kontrol terhadap kekurangan produk hand sanitizer yang telah terjadi. Pengontrolan produk ini juga harus sejalan dengan dampak yang dirasakan konsumen dan terhadap pengontrolan penyakit Covid-19.


    Peningkatan permintaan produk hand sanitizer yang berhubungan dengan kurangnya pemenuhan produk pernah terjadi juga di beberapa negara dan berhasil beradaptasi dan melakukan pengontrolan terhadap produk. Beberapa kasus menurut Bomgardner et al. (2020) yaitu seperti di Macau yaitu perusahaan Hovione kehabisan gel desinfektan di pabriknya di Makau. Hovione kemudian membuka cabang produksi khusus di Loures yang dikelola oleh tim yang terdiri dari sekitar 30 pekerja dengan volume produksi yang diharapkan mencapai 5 metrik ton (t) selama minggu pertama dan sebanyak 30 ton pada minggu berikutnya. Selain itu di Jerman, pembuat bahan kimia besar BASF bersiap untuk memproduksi bahan baku pembersih tangan di kompleks kantor pusatnya di Ludwigshafen. Di Inggris yaitu Psychopomp & Circumstance Distillery yang biasanya menyuling gin dan rum, menggunakan penyulingannya untuk membuat gel pembersih tangan. Kemudian perusahaan mulai mencampur alkoholnya dengan gel lidah buaya tetapi sejak itu beralih ke gliserin. Terobosan lain untuk pengontrolan produk yaitu konsumen dapat mengisi ulang botol isi ulang mereka sendiri di perusahaan yang masih berada di Bristol dan memberikan sumbangan untuk rumah sakit anak-anak setempat. Di Irlandia, Listoke Distillery mengalihkan produksi dari gin ke alkohol untuk gel tangan, seperti halnya Taiwan Tobacco and Liquor dan sejumlah penyuling kecil di AS. Firmenich telah mengalihkan produksi di fasilitas La Plaine, Swiss, ke larutan disinfektan. LVMH, perusahaan induk pembuat barang-barang mewah Luis Vuitton, telah mengalihkan tiga fasilitas parfumnya di Prancis untuk membuat pembersih tangan berbasis alkohol dalam jumlah besar. Lanxess secara signifikan meningkatkan produksi pembersih Virkon di Sudbury, Inggris. Banyak sekali perusahaan yang berhasil melakukan penjualan produk namun tetap tidak dapat terpenuhi secara keseluruhan. Contoh pada PT Falmaco yang memiliki fungsi penjualan efektif selama pandemi, tetapi ada beberapa tugas yang bisa menyebabkan adanya fraud. Operasional atas fungsi penjualan yang dilaksanakan pada PT Falmaco dinilai rnasih kurang baik karena adanya kelemahan pengendalian manajemen (Putri & Rufaedah 2020).

    Secara keseluruhan dari berbagai studi kasus mengenai kekurangan pemenuhan produk hand sanitizer ini semua perusahaan akan berusaha dalam menyeimbangi produksinya dengan berbagai cara yaitu perubahan bahan baku, penggunaan bahan baku herbal (Mu’in et al. 2020) untuk meminimalisir modal, pembuatan cabang produksi baru dan berbagai cara lainnya. Tetapi semua pengontrolan produk ini bagaimana dampaknya bagi konsumen dan penyebaran virus. Pengontrolan produk hand sanitizer dengan memperhatikan kualitas produk maka tentunya akan sangat baik untuk konsumen selain membantu dalam pencegahan penularan juga aman bagi kesehatan konsumen (tidak iritasi atau gejala buruk lain). Selain itu kualitas produk yang baik juga akan sangat berdampak pada penyebaran penyakit yaitu ketika kualitas produk baik dipakai oleh konsumen maka pencegahan penularan penyakit bisa diminimalisir. Kemudian yang perlu diperhatikan yaitu perlindungan  hukum  terhadap  konsumen dan pemenuhan hak nya seperti hak-hak menurut Dewi RS (2020) yaitu hak  atas keamanan,  hak  untuk  diinformasikan,  hak  untuk  memilih,  hak  untuk memuaskan kebutuhan dasar, hak ganti rugi dan hak atas lingkungan  yang sehat.


Daftar Pustaka
Dewi RS. 2020. Perlindungan Konsumen Di Era Pandemi Virus Corona. Jurnal Yustitiabelen 6(1): 38-47. Doi: https://doi.org/10.36563/yustitiabelen.v6i1.223
Putri, S. P. E., & Rufaedah, Y. 2020. Audit Operasional untuk Mengukur Efektivitas dan Efisiensi Fungsi Penjualan di Saat Wabah Virus Corona. Indonesian Accounting Literacy Journal, 1(1), 108-120. https://jurnal.polban.ac.id/ojs-3.1.2/ialj/article/view/2346
Mu’in M et al. 2020. Penguatan Komoditi Unggulan Masyarakat Melalui Diversifikasi Produk Hand Sanitizer Berbahan Baku Herbal Komoditi Lokal Ekstrak Daun Trembesi. Jurnal Pasopati 2 (4): 203-206
Bomgardner MM, Mullin R, Scott A. 2020. Stepping up to the hand sanitizer shortage : Chemical companies, breweries, and perfumeries take to making and donating a vital commodity in short supply 98 (11). Tersedia pada : https://cen.acs.org/business/consumer-products/Stepping-hand-sanitizer-shortage/98/i11
Handayani I. 2020. Permintaan Hand Sanitizer Meningkat 50 Kali Lipat [internet]. (Diakses pada 12 Juli 2021). Tersedia pada :  https://www.beritasatu.com/kesehatan/647837/permintaan-hand-sanitizer-meningkat-50-kali-lipat
JHU CSSE COVID-19 Data & Our World in Data. 2021. Statistik Kasus baru dan kematian [internet]. (Diakses pada 12 Juli 2021). Tersedia pada :  https://g.co/kgs/wV5fLZ


Komentar